Senin, 08 Juni 2009

Lembah Sunyi

Siang hari matahari bersinar cerah mnembus celah2 rimbun dedaunan ,langit biru kebiruan nampak tedud didesa terpencil di lembah sunyi. di malam hr penduduk desa terpencil yg jrng itu senang trrlelap dan trhanyut dlm mimpi2 tentang hsl prtanian mereka dg diselingi udara yg berhawa sejuk agin yg berhembus dr persawahan hingga mengelilingi desa smpai disiang haripun mrk brmimpi hal-hal indah lainnya.
Tetapi suatu saat menjelang dhuhur desa mungil tsb menjadi huru-hara . Penduduk stampat berhamburan keluar dr gubug mereka masing2.
Entah gerangan apa yg terjadi? Bencana almkah? ada banjir kah? atau tanah longsor? apa yg sbnrnya terjadi.....................
'' ada maling '' teriak mereka lho kok ada pencuri di siang hr bolong begini? apa yg dicurinya '' kata mereka ternyata cuma pencuri sepasang sepatu bekas di serambi surau lalu semua orang menyaksikan siapa pencuri itu bagaimana tampangnya, dan bentuk sepatu yang di gaetna.
Kemudian datanglah segerombolan pemuda beramai-ramai menghajar pencuri itu. Mereka memukul, menendang, menampar, dan melabrak. Disekujur tubuhnya berlumuran darah.
"Cukup! Cukup! cukup! jangan kalian main hakim sendiri " Seru salah seorang lelaki tua yang berjalan tertatih-tatih "Siapa dan mengapa terjadi sampai begini, "Kalian mau membunuhnya?"tanya lagi orang tua itu.
"Ia pencuri, eh maling, pak.........." sahut salah satu pemudah. "pencuri tak boleh dikasihani bukan begitu???".
"Apa yang dicurinya?"tanya lagi orang tua itu. "sepasang sepatu bekas" jawab anak mudah disebelahnya. "masak sepatu bekas ditebus dengan nyawa?"."Kalian tahu? di kota-kota besar banyak perampok, jambret, penodong, pemalsu berkeliaran dimana-mana?". "Kami tahu pak" jawab mereka."lalu kalian main hakim sendiri seenaknya.
Seketika laki-laki tua berkata"Baiklah sekarang bubarlah kalian tinggalkan tempat ini. Orang-orang menuruti perintahnya mereka pun bubar.
Laki-laki tua itu mengangkat tubuh yang terkapar di tanah. Tak sepatah katapun di ucapkannya, setidaknya untuk mengucapkan terimah kasih atas belas kasih laki-laki tua itu. Lalu bangkit sambil membawa sepasang sepatu usang celaka itu, lalu diam-diam meninggalkan lelaki tua yang baik hati itu, menyingkir jauh-jauh dari desa kecil tersebut. Mungkin akan dikenang sepanjang hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar